Persaudaraan Paskibraka

Dalam suatu organisisi Purna Paskibraka pada mulanya hubungan antara anggota adalah secara horisontal yaitu hubungan antara anggota/sahabat. Setelah terbina dengan akrab maka terjalinlah ikatan batin yang sangat kuat sehingga menjadi hubungan secara vertikal yaitu hubungan saudara sedarah daging atau seperti kakak dan adik kandung sesama anggota organisasi. Anggota yang satu merupakan adimitra anggota yang lain dan semua itu akan semakin membuat jalinan keakraban didalamnya. Hubungan antara individu ini dapat dikatakan sebagai hubungan secara mikro dan pada akhirnya akan lebih berkembang lagi menjadi hubungan secara makro. Karena hubungan antara individu merupakan adimitra, maka konsekuensinya ia akan menjadi kenal/mengenal saudara-saudara dan keluarga dari sesama anggota organisasi dan hal ini akan lebih berkembang dengan saling mengenal antar keluarga dari anggota organisasi. Pada akhirnya organisisi Purna Paskibraka merupakan suatu organisasi yang sangat erat dan akrab hubungan antar anggotanya dan antar keluarga anggota. Keluarga anggota yang satu merupakan adimitra keluarga anggota yang lain. Kalau tidak ada rasa kekeluargaan dunia hanya terdiri dari manusia yang saling menghisap, mencari keuntungan sendiri dan saling membinasakan. Sikap kekeluargaan artinya memberikan yang terbaik kepada orang lain. Tetapi kita hanya bisa memberikan yang terbaik kalau kita memilikinya. Rasa persaudaraan sejati inilah yang menjadi ciri khas organisisi Purna Paskibraka dan membedakan dengan organisasi yang lain. Dari hubungan kekeluargaan akan melahirkan perasaan satu untuk semua dan semua untuk satu. Seorang anggota akan mempunyai rasa kesetiakawanan dan ikatan batin yang sangat kuat, sehingga apa yang ia rasakan akan dirasakan oleh anggota yang lain. Demikian juga anggota yang besar dapat merasakan apa yang dirasakan oleh seorang anggotanya. Hal ini akan menimbulkan perasaan saling handarbeni organisasi, oleh sebab itu apabila di dalam kegiatan ada kesulitan yang dialami oleh seorang anggota, akan dirasakan juga oleh anggota yang lain. Akhirnya apabila didalam organisasi ada suatu masalah maka akan dirasakan oleh seluruh anggotanya. Pada akhirnya ikatan moral/ batin yang erat ini benar-benar akan merupakan ikatan persaudaraan sejati yang kekal, tak goyah oleh godaan dan rintangan sehingga lestari selamanya. Proses menumbuhkan persaudaraan sejati perlu diusahakan terus menerus karena persaudaraan sejati itu dibuat, bukan ada begitu saja. Dalam kenyataannya kita sering kesulitan membangun persaudaraan sejati dengan orang-orang intern kita sendiri. Untuk mengatasi hal ini digunakan pendekatan secara personal/personal approach yaitu dengan jalan saling kunjung mengunjungi/silaturahmi ke rumah para anggota maupun keluarganya, atau dapat juga dengan menggunakan sarana tehnologi yang semakin maju yaitu telepon, email, chatting dan lain sebagainya sehingga jarak, waktu, lokasi tidak akan menjadi halangan dalam berkomunikasi. Apabila ada salah satu anggota yang tidak begitu aktif di organisasi Purna Paskibraka karena satu dan lain hal, maka anggota yang lain juga harus selalu memberi perhatian dan memberitahukan perkembangan organisasi. Jangan sampai anggota tersebut ditinggalkan karena ia merupakan bagian dari keluarga besar yang ada. Jika ada anggota yang kembali aktif maka harus disambut dengan suka cita, dan hal ini bisa dianggap sebagai kesembuhan dari sakit. Tetapi kalau ada anggota yang tidak aktif dan tidak ingin lagi bersama-sama mangabdi dalam wadah organisisi Purna Paskibraka, maka tidak boleh dipaksa-paksa untuk terus bergabung melainkan harus dihargai dan dihormati hak-haknya untuk menentukan jalan pengabdiannya sendiri. Sampaikan ucapan terima kasih atas segala perhatian yang telah diberikan kepada organisasi, akan tetapi sebagai saudara tetap harus diberi informasi sehingga hatinya akan tergerak untuk terlibat secara aktif dalam organisasi. [Budiharjo Winarno, PPI 78] []